Yihaaaa....mandi di air terjun !
Kalimat itulah yang terbesit
dalam angan-angan ketika perjalanan menuju ke curug Bidadari yang berlokasi di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, +
2 km dari barak militer Angkatan Darat RI di Desa Bantir, Kecamatan Sumowono. Jadi untuk menuju
kesana dari pertigaan pasar Bandungan
ambil jalan lurus, kemudian
di kiri jalan terdapat papan petunjuk arah menuju Curug 7 Bidadari. Ikuti papan petunjuk arah yang melewati jalan
pedesaan yang sempit dan berliku. Perjalanan kami lalui sekitar 20 menit dari Candi sanga dengan
melewati jalan berliku yang belum begitu bagus.
Dan sesampainya disana....taraaaaaaa...beginilah
keadaannya.......mengecewakan !
Menurutku curug ini kurang
begitu mengiurkan untuk mandi karena
airnya keruh dan letaknya yang begitu terbuka, kurangnya pohon-pohon di
sekitarnya membuat curug ini terasa kurang teduh dan panas. Oiya untuk masuk ketempat ini kita dikenakan biaya 2000 rupiah untuk dewasa dan 1000 rupiah aja, jadi wisata ini masih dikelola masyarakat sekitar, menurutku sih kurang adanya manajemen dalam pengelolaannya.
Akhirnya aku cuma duduk-duduk di kursi bambun yang berada di samping curung sambil mengobrol dengan juru kunci yang dengan semangat 45 nya menceritakan asal usul tempat ini. Jadi Curug 7 Bidadari ini tidak lepas dari cerita rakyat yang hidup di desa keseneng, alkisah pada dahulu kala ada seoarang bidadari yang terkena kutukan, lalu bidadari yang terkena kutuk itu bersama keenam bidadari lainnya turun ke curug atau air terjun untuk menghilangkan kutukan yang dialamatkan kepadanya, kemudian mereka mandi di curug, yang akhirnya diberi nama curug tujuh bidadari.
Oke
segitu aja ceritanya, habis ini kita mau makan di Rawa Pening dan cuss kembali
ke Yogyakarta tercinta, sekian cerita singkat tentang Bandungan.
Bagus banget gan artikelnya ... Pariwisata Indonesia
BalasHapus