Rabu, 24 Juli 2013

Curug Tujuh Bidadari


Yihaaaa....mandi di air terjun !
            Kalimat itulah yang terbesit dalam angan-angan ketika perjalanan menuju ke curug Bidadari yang berlokasi di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, + 2 km dari barak militer Angkatan Darat RI di Desa Bantir, Kecamatan Sumowono. Jadi untuk menuju kesana dari pertigaan pasar Bandungan ambil jalan lurus, kemudian di kiri jalan terdapat papan petunjuk arah menuju Curug 7 Bidadari. Ikuti papan petunjuk arah yang melewati jalan pedesaan yang sempit dan berliku. Perjalanan kami lalui sekitar 20 menit dari Candi sanga dengan melewati jalan berliku yang belum begitu bagus.
Dan sesampainya disana....taraaaaaaa...beginilah keadaannya.......mengecewakan !



            Menurutku curug ini kurang begitu mengiurkan untuk mandi karena airnya keruh dan letaknya yang begitu terbuka, kurangnya pohon-pohon di sekitarnya membuat curug ini terasa kurang teduh dan panas. Oiya untuk masuk ketempat ini kita dikenakan biaya 2000 rupiah untuk dewasa dan 1000 rupiah aja, jadi wisata ini masih dikelola masyarakat sekitar, menurutku sih kurang adanya manajemen dalam pengelolaannya.

            Akhirnya aku cuma duduk-duduk di kursi bambun yang berada di samping curung sambil mengobrol dengan juru kunci yang dengan semangat 45 nya menceritakan asal usul tempat ini. Jadi Curug 7 Bidadari ini tidak lepas dari cerita rakyat yang hidup di desa keseneng, alkisah pada dahulu kala ada seoarang bidadari yang terkena kutukan, lalu bidadari yang terkena kutuk itu bersama keenam bidadari lainnya turun ke curug atau air terjun untuk menghilangkan kutukan yang dialamatkan kepadanya, kemudian mereka mandi di curug, yang akhirnya diberi nama curug tujuh bidadari.

 Oke segitu aja ceritanya, habis ini kita mau makan di Rawa Pening dan cuss kembali ke Yogyakarta tercinta, sekian cerita singkat tentang Bandungan.

Candi Gedong Songo


Di awal tahun yaitu bulan Januari, aku dan keluarga berkesempatan mengunjungi Komplek Candi Gedong Songo yang terloetak di daerah Bandungan, tepatnya di bukit pegunungan Ungaran. Candi Gedong Songo terletak pada ketinggian sekitar 1.200 DPL dengan suhu sekitar 19 – 27 °C. Demi menghindari macet (secara lagi musim liburan tu ya) kami memilih perjalanan malam tepatnya tengah malam karena kami berangkat dari Jogja jam setengah satu dini hari. Alhamdulilah perjalanan lancar sampai ke tujuan, perjalanan kami lebih cepat dari waktu yang diperkirakan. Sesampainya disana kami menunggu adzan subuh di sebuah warung sambil ngopi-ngopi dulu sambil menghangatkan badan. Warung yang kami datangi memang buka hampir 24 jam karena warung berada di depan rumah sang empunya. Cuaca disini cukup membuat badan mengigil karena suhunya hampir mencapai 20 derajat celcius disertai angin yang berhembus dengan kencangya.

Akhirnya adzan subuh berkumandang dan kami segera menunaikan kewajiban sebagai umat muslim. Setelah itu barulah kami menuju objek wisata yang ternyata loketnya masih tutup dan segera berburu sunrise di puncak. Rute yang dibuat mengelilingi candi bukanlah rute yang mudah karena kondisi jalannya naik turun sehingga cukup melelahkan untuk dilalui terutama bagi orang tua,hehe ;) Namun tenang saja, kalau tidak kuat berjalan kita bisa menyewa kuda dengan tarif 50 ribu untuk mengelilingi candi dan bisa foto ala koboy diatas kuda.


#narsisfam di pintu masuk


#kuda tumpangan yang siap mengantar berkeliling
Jadi, di objek wisata Candi Gedong Songo ini terdapat 9 buah candi yang memiliki arti Sembilan Bangunan Candi, yang terletak di komplek tersebut, dan dibangun secara terpisah-pisah tempatnya. Namun, pada kenyataannya candi yang ada di lokasi tersebut hanya berjumlah 8 buah! Konon barang siapa yang mampu melihat penampakan candi yang ke-9, berarti hidupnya tidak akan lama lagi. Tapi namanya juga mitos, boleh percaya atau tidak.  Selain itu terdapat fasilitas penunjang seperti penginapan, area camping ground serta permainan outdor seperti flying fox juga disediakan. Selain candi, disini juga terdapat sebuah sumber mata air panas dan peamandian air hangat yang disediakan bagi wisatawan yang ingin mengobati penyakit kulit ataupun hanya sebatas menikmati air hangat.


#candi #gedongsongo di pagi buta


#trek #jalanpagi #pagipagi


#gapura #candisongo #narsisfam
            Setelah puas berkeliling selama hampir 2 jam (jalan santai) akhirnya kami sampai ke pintu keluar dan disambut dengan penjual jagung rebus yang masih hangat. Lumayan untuk menganjal perut setelah berkeliling. Sarapan yang sebenarnya barulah dimulai ketika kami keluar dari tempat wisata dan menuju ke sepanjang jalan pasar Bandungan, disanalah berjajar pedagang kaki lima yang menyediakan berbagai menu sarapan seperti nasi bungkus, bubur ayam, aneka lauk, tahu dan tempe (yang merupakan makanan khas) serta sate kelinci. Saya sih ga tega makan yang terakhir ini habis liat binatangnya aja imut-imut gitu, masa iya tega makan dagingnya.
Oke, udah hampir siang ni dan kita belum mandi, jadi perjalanan berlanjut menuju curug bidadari yaa, see ya J

Tips :
-          Datang pas pagi hari karna udaranya masih bersih dan sejuk banget, kalau udah siang bakal panas banget dan lebih melelahkan.
-          Pakailah sepatu yang nyaman, kalau ga ada cukup dengan sandal jepit. Jangan sekali-kali pakai heels atau wedges yah J

Sabtu, 13 Juli 2013

setelah vakum lama,banyak banget yang pengen ditulis...
catetan lapangan, traveling, tugas2 kuliah, curhat dll...

tunggu tulisan berikutnya,


^salamm,